
KNPI Kab. Bandung Tegaskan Komitmen Pemuda melalui Rekomendasi Kebijakan Budaya kepada Pemerintah
Kabupaten Bandung - Sebagai bentuk komitmen untuk memperkuat peran pemuda dalam pembangunan daerah, DPD KNPI Kabupaten Bandung telah menyelenggarakan diskusi strategis bertema “Wanoh Deket Kabudayana”. Kegiatan ini berlangsung pada hari Jumat, (30/05/2025) di Gedung DPD KNPI Kabupaten Bandung.
Diskusi tersebut menghadirkan sejumlah pihak dari kalangan akademisi, unsur pemerintahan, serta berbagai organisasi kepemudaan. Tujuan utamanya adalah menghimpun aspirasi dan pandangan konstruktif terkait isu-isu strategis budaya daerah, yang kemudian dirumuskan menjadi saran dan rekomendasi kebijakan yang relevan.
Wadah Aspirasi Menuju Pembangunan Budaya yang Inklusif
Wakil Ketua OKK DPD KNPI Kabupaten Bandung, Arief Martondi, menegaskan pentingnya pemerintah, khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), untuk memberikan perhatian yang serius terhadap hasil rekomendasi yang telah disusun.
“Kami berharap Pemerintah Kabupaten Bandung, terutama Disbudpar, dapat merespons rekomendasi kebijakan ini secara objektif dan berperspektif pembangunan jangka panjang,” ujar Arief Martondi.
Ia juga menambahkan bahwa pelibatan pemuda bukan sekadar simbolik, tetapi sebagai aktor kunci dalam merancang masa depan daerah berbasis budaya.
Enam Rekomendasi Utama dari Hasil Diskusi
Sebagai output dari kegiatan ini, DPD KNPI Kabupaten Bandung merumuskan enam poin rekomendasi kebijakan yang mencerminkan semangat kolaborasi dan peran aktif pemuda dalam memajukan kebudayaan daerah:
1 Penyediaan Ruang Terbuka Publik untuk Pelindungan Budaya
Pemerintah didorong untuk menyediakan ruang inklusif yang mendukung interaksi publik, pelestarian, dan pengenalan kembali cagar budaya lokal.
2 Penguatan Kolaborasi dalam Pengembangan Kebudayaan
Rekomendasi ini menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor — pemerintah, akademisi, pelaku budaya, dan organisasi kepemudaan — dalam menjaga dan mengembangkan budaya daerah.
3 Pemanfaatan SDM Kebudayaan Berbasis Teknologi
Optimalisasi sumber daya manusia di bidang budaya dengan pendekatan digital diharapkan menciptakan multiplier effect bagi ekosistem kebudayaan.
4 Pembinaan Kebudayaan dan Cagar Budaya yang Terstruktur dan Berkelanjutan
Perlu strategi pembinaan yang sistematis, melibatkan seluruh pemangku kepentingan, agar pelestarian budaya tidak berhenti pada aspek seremoni semata.
5 Tindak Lanjut Berjenjang dalam Pemajuan Kebudayaan
Diskusi dan kajian budaya harus dijadikan rutinitas pembangunan, didukung oleh ekosistem pentahelix: pemerintah, masyarakat, akademisi, dunia usaha, dan media.
6 Pemajuan Pendidikan sebagai Arus Utama Budaya
Pendidikan harus menjadi motor utama yang mentransformasikan nilai-nilai budaya menjadi kekuatan karakter generasi muda yang adaptif dan progresif.
Harapan untuk Aksi Nyata Pemerintah Daerah
Diskusi “Wanoh Deket Kabudayana” diharapkan menjadi titik tolak sinergi baru antara pemuda dan pemerintah dalam memajukan budaya lokal secara berkelanjutan.
“Pemuda jangan hanya diminta bersuara, tapi juga harus dilibatkan dalam tindakan nyata. Rekomendasi ini bukan sekadar dokumen, tetapi aspirasi hidup yang kami harap jadi pertimbangan kebijakan yang konkret,” tutup Arief.***